OUR STORE

www.freewebstore.org/Unishirt-Store
OUR ONLINE STORE

Tuesday, December 2, 2014

Kaos Sablon? Pilih Sablon Manual!

Kenapa harus menggunakan sablon manual?
Kenapa bukan digital?
Apa bedanya?

Mungkin pertanyaan itu pernah terbesit di benak Anda. Sebagai konsumen, Anda pasti membutuhkan penjelasan mendetil dari semua aspek, termasuk kualitas sablon yang digunakan. Oleh karena itu, kami akan mencoba memberikan gambaran secara umum tentang sablon kaos manual dan sablon kaos digital yang perlu Anda ketahui.
Sablon Kaos Manual Jakarta Alasan Menggunakan Sablon Kaos Manual
Memang dalam perkembangan zaman, tak bisa disangkal peran dari teknologi dalam kehidupan. Namun, benarkah teknologi mampu memberikan apapun yang Anda butuhkan, baik dari segi kualitas dan kepuasan?
Berikut adalah perbedaan mendasar antara sablon kaos manual dan sablon kaos digital:

SablonKaosManual

Sesuai dengan namanya, sablon kaos manual menggunakan teknik cetak kaos secara manual. Semua proses pengerjaannya tanpa menggunakan mesin print. Diawali dengan proses afdruk film dan diakhiri proses heatpress. Kuantitas biasanya dibatasi. Tapi beberapa vendor tidak membatasi kuantitas.
Keunggulan :
  • Kualitas sablon masih jauh lebih baik dari sablon digital atau DTG
  • Pilihan bahan tinta variatif
  • Lebih awet daya tahannya
  • Bisa menyesuaikan di berbagai macam bahan kaos

Kekurangan :
  • Prosesnya lebih panjang daripada sablon digital atau DTG
  • Kurang praktis

Pengguna:
  • Cocok untuk middle dan high class
  • Kaos distro / clothing line
  • Kaos branded
  • Kaos garmen
  • dan lain sebagainya

Sablon Kaos Digital Jakarta Alasan Menggunakan Sablon Kaos Manual

SablonKaosDigital

Sistem sablon digital atau yang biasa dikenal DTG (direct to garment) adalah sistem mencetak gambar ke kaos dengan metode tinta langsung ke kain. Diawali dengan melalui proses pre-treatment dan diakhiri proses heatpress. Kuantitas produksi tidak dibatasi.
Kelebihan :
  • Warna sablon sesuai dengan warna desain asli, tak terbatas warnanya
  • Praktis dan cepat
  • Bisa produksi satuan

Kekurangan :
  • Daya rekat dan dahay tahan kurang
  • Bahan tinta yang digunakan hanya sejenis (tidak variatif)
  • Lebih cocok untuk kaos bukan katun, seperti hyget atau PE
  • Rentang potongan harga cenderung sedikit, dikarenakan harga tinta yang sangat mahal.

Pengguna:
  • Cocok untuk low / middle class
  • Kaos partai, kaos event
  • Kaos couple

Unishirt Launching!

Ini video perdana kami, please enjoy :D



Saturday, November 8, 2014

Tips Memilih Kaos Untuk Pria


Seiring berkembangnya dunia fashion di Indonesia bukan hanya wanita yang disibukkan dengan urusan penampilan, pria juga tidak mau kalah dalam urusan berpenampilan.

Semua itu dapat kita lihat dengan menjamur nya online shop yang menjual pakaian pria berupa kaos pria, celana pria, kemeja pria, bahkan aksesoris pria pun disediakan oleh penjual pakaian online ini termasuk kami pakaian fashion pria

Untuk itu kami akan memberikan beberapa tips untuk memilih kaos pria, simak tips nya dibawah :

Sesuaikan dengan ukuran tubuh :

Ya, yang terpenting adalah memilih kaos dengan ukuran yang pas, lalu bagaimana ukuran kaos yang pas untuk tubuh kita? Ukuran kaos yang pas untuk tubuh kita adalah kaos yang ukuran nya lebih besar 3-4cm, yang arti nya pada saat kita mengenakan kaos tersebut masih menyisakan ruang longgar 3-4cm, karena jika memakai kaos yang terlalu ketat selain menggangu gerak kita dalam beraktifitas juga akan sangat tidak enak dipandang. Jangan pula menggunakan kaos yang terlalu longgar, selain tidak enak dipandang, orang juga akan berfikir negatif saat melihat anda.

Sesuaikan dengan warna kulit :


Loh kok?, iya tidak dapat dipungkiri mengenakan kaos memang memerlukan penyesuaian dengan warna kulit sebagai contoh jika kulit anda gelap dan mengenakan kaos berwarna pink terang misalnya, akan sangat kontras dan sangat tidak enak dipandang mata, maka pakaian lah kaos berwarna hitam atau coklat untuk mendukung warna kulit hitam mu.

Sebaliknya jika anda memiliki kulit kuning langsat atau putih anda akan cocok dengan warna yang soft misalnya putih, biru muda, kuning, orange.

Sesuaikan dengan kegiatan :

Jangan memakai kaos oblong jika kondisi anda sedang dalam lingkup kerja atau kantor, jika ingin terlihat kasual pakaialah kaos berkerah agar tetap terlihat sopan,  kaos oblong hanya cocok digunakan saat santai.

Monday, November 3, 2014

Sejarah Tentang Kaos Yang Mungkin Belum Kamu Tahu



Kaos oblong atau disebut juga sebagai T-shirt adalah jenis pakaian yang menutupi sebagian lengan, seluruh dada, bahu, dan perut. Kaus oblong biasanya tidak memiliki kancing, kerah, ataupun saku. Pada umumnya, kaus oblong berlengan pendek (melewati bahu hingga sepanjang siku) dan berleher bundar. Bahan yang umum digunakan untuk membuat kaus oblong adalah katun atau poliester (atau gabungan keduanya).

Mode kaus oblong meliputi mode untuk wanita dan pria, dan dapat dipakai semua golongan usia, termasuk bayi, remaja, ataupun orang dewasa. Kaus oblong pada mulanya digunakan sebagai pakaian dalam. Sekarang kaus oblong tidak lagi hanya digunakan sebagai pakaian dalam tetapi juga sebagai pakaian sehari-hari.

Sejarah

T- Shirt atau kaos oblong pada awalnya digunakan sebagai pakaian dalam tentara Inggris dan Amerika pada abad 19 sampai awal abad 20. Asal muasal nama inggrisnya, T-shirt, tidak diketahui secara pasti. Teori yang paling umum diterima adalah nama T-shirt berasal dari bentuknya yang menyerupai huruf "T", atau di karenakan pasukan militer sering menggunakan pakaian jenis ini sebagai "training shirt".

Masyarakat umum belum mengenal penggunakan kaos atau T-Shirt dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan, para tentara yang menggunakan kaos oblong tanpa desain ini pun hanya menggunakannya ketika udara panas atau aktivitas-aktivitas yang tidak menggunakan seragam. Ketika itu warna dan bentuknya (model) itu-itu melulu. Maksudnya, benda itu berwarna putih, dan belum ada variasi ukuran, kerah dan lingkar lengan.

Awal Kepopuleran

T-shirt alias kaos oblong ini mulai dipopulerkan sewaktu dipakai oleh Marlon Brando pada tahun 1947, yaitu ketika ia memerankan tokoh Stanley Kowalsky dalam pentas teater dengan lakon “A Street Named Desire” karya Tenesse William di Broadway, AS. T-shirt berwarna abu-abu yang dikenakannya begitu pas dan lekat di tubuh Brando, serta sesuai dengan karakter tokoh yang diperankannya. dan film Rebel Without A Cause (1995) yang dibintangi James Dean. Pada waktu itu penontong langsung berdecak kagum dan terpaku. Meski demikian, ada juga penonton yang protes, yang beranggapan bahwa pemakaian kaos oblong tersebut termasuk kurang ajar dan pemberontakan. Tak pelak, muncullah polemik seputar kaos oblong.

Polemik yang terjadi yakni, sebagian kalangan menilai pemakaian kaos oblong – undershirt – sebagai busana luar adalah tidak sopan dan tidak beretika. Namun di kalangan lainnya, terutama anak muda pasca pentas teater tahun 1947 itu, justru dilanda demam kaos oblong, bahkan menganggap benda ini sebagai lambang kebebasan anak muda. Dan, bagi anak muda itu, kaos oblong bukan semata-mada suatu mode atau tren, melainkan merupakan bagian dari keseharian mereka.

Polemik tersebut selanjutnya justru menaikkan publisitas dan popularitas kaos oblong dalam percaturan mode. Akibatnya pula, beberapa perusahaan konveksi mulai bersemangat memproduksi benda itu, walaupun semula mereka meragukan prospek bisnis kaos oblong. Mereka mengembangkan kaos oblong dengan pelbagai bentuk dan warna serta memproduksinya secara besar-besaran. Citra kaos oblong semakin menanjak lagi manakala Marlon Brando sendiri – dengan berkaos oblong yang dipadu dengan celana jins dan jaket kulit – menjadi bintang iklan produk tersebut.

Mungkin, dikarenakan oleh maraknya polemik dan mewabahnya demam kaos oblong di kalangan masyarakat, pada tahun 1961 sebuah organisasi yang menamakan dirinya “Underwear Institute” (Lembaga Baju Dalam) menuntut agar kaos oblong diakui sebagai baju sopan seperti halnya baju-baju lainnya. Mereka mengatakan, kaos oblong juga merupakan karya busana yang telah menjadi bagian budaya mode.

Trend Anak Muda

Demam kaos oblong yang melumat seluruh benua Amerika dan Eropa pun terjadi sekita tahun 1961 itu. Apalagi ketika aktor James Dean mengenakan kaos oblong dalam film Rebel Without A Cause, sehingga eksistensi kaos oblong semakin kukuh dalam kehidupan di sana.

Perlahan namun pasti, T-shirt mulai menjadi bagian dari busana keseharian yang tidak hanya dipakai untuk pakaian dalam, tetapi juga menjadi pakaian luaran. Pada pertengahan tahun 50an, T-shirt sudah mulai menjadi bagian bagian dari dunia fashion. Namun baru pada tahun 60an ketika kaum hippies mulai merajai dunia, T-shirt benar-benar menjadi state of fashion itu sendiri. Sebagai sebuah simbol (lagi-lagi) anti kemapanan, para hippies ini menggunakan T-shirt/kaos sebagai salah satu simbolnya. Semenjak saat itulah revolusi T-shirt terjadi secara total. Para penggiat bisnis menyadari bahwa T-shirt dapat menjadi medium promosi yang amat efektif serta efesien. Segala persyaratan sebagai medium promosi yang baik ada di T-shirt. Murah, mobile, fungsional, dapat dijadikan suvenir, dan seterusnya.

Disaat yang bersamaan, kelompok-kelompok tertentu macam hippies, komunitas punk, atau organisasi politik, juga menyadari bahwa T-shirt dapat menjadi medium propaganda yang sempurna selain medium yang telah ada. Statement apapun dapat tercetak diatasnya, tahan lama, dan penyebarannya mampu melewati batas-batas yang tidak dapat dicapai oleh medium lain, seperti poster misalnya.

Dengan segala kesempurnaannya, T-shirt tidak lagi menjadi sederhana. Jelas, secara fungsional benda tersebut masih berlaku sebagai sebuah sandang. Namun dibalik itu semua, T-shirt memiliki value yang melebihi dari fungsi dasarnya. Desain T-Shirt yang terus berkembang sampai sekarang selaras dengan perkembangan manusia dan teknologi yang memang terus berkembang. Sejarah akan terus mencatat desain berbagai kaos seperti tie dye yang lekat dengan flowers generation, komunitas punk yang lekat dengan T-Shirt sobek, polos bahkan dengan desain typohraphy yang mencolok, dan siapa yang tidak kenal dengan kaos I Love New York yang fenomenal itu.

Dijadikan Identitas Pemakainya

Desain T-Shirt yang kemudian menjadi semacam aktualisasi pemakainya, bisa diramalkan akan tetap terus digemari. Elemen desain berupa typohraphy yang sangat menarik dan penuh maksud sangat berpeluang diminati masyarakat. Apalagi perkembangan dunia konsumen yang sangat memanjakan aktualisasi pribadi. Siapa pun Anda, konsumen, pemilik perusahaan, manajeman band, atau siapapun, bisa dengan mudah menunjukkan siapa diri Anda hanya dengan memakai T-Shirt dengan desain typohraphy atau perpaduan elemen desain lain.

Pemakaian kaos dalam berbagai kesempatan memberikan juga peluang bagi para desainer dalam berkarya. Fungsinya yang semakin melebar sangat bisa mendukung perkembangan desain itu sendiri. Kreatifitas menggunakan medium T-Shirt dalam berkarya desain membuka peluang pemaknaan karya desain serta perluasan pengetahuan tentang desain pada masyarakat. Berjamurnya clothing dan distro di kalangan bisnis modern adalah salah satu kemajuan yang positif dalam dunia desain. Berbagai karya desain yang diimplementasikan dalam medium T-Shirt memberi warna bagi kehidupan, tidak hanya bentukan huruf tapi foto, karya desain yang dulu tidak memungkunkan untuk menggunakan media T-Shirt, kini semuanya menjadi mungkin. 

Namun, perkembangan yang demikian masif harus tetap juga disikapi dengan baik, kemasifan sesuatu hal terkadang menjadikan desain hanya sebagai produk instan yang tidak memperhatikan faedah-faedah desain, karena itulah pengetahuan desainer akan prinsip-prinsip desain sangat diperlukan.

Kaos Oblong di Indonesia

Di Indonesia, konon, masuknya benda ini karena dibawa oleh orang-orang Belanda. Namun ketika itu perkembangannya tidak pesat, sebab benda ini mempunyai nilai gengsi tingkat tinggi, dan di Indonesia teknologi pemintalannya belum maju. Akibatnya benda ini termasuk barang mahal.

Namun, kaos oblong baru menampakkan perkembangan yang signifikan hingga merambah ke segenap pelosok pedesaan sekitar awal tahun 1970. Ketika itu wujudnya masih konvensional. Berwana putih, bahan katun-halus-tipis, melekat ketat di badan dan hanya untuk kaum pria. Beberapa merek yang terkenal waktu itu adalah Swan dan 77. Ada juga merek Cabe Rawit, Kembang Manggis, dan lain-lain. Dan tren kaos oblong rupa-rupanya direkam pula oleh Kartunis GM Sudarta melalui tokoh Om Pasikom dan kemenakannya dengan tajuk “Generasi Kaos Oblong” (Harian Kompas, 14 Januari 1978).

source

Friday, October 24, 2014

10 Tips Merawat Kaos Sablon

Kaos merupakan pakaian praktis yang sering digunakan dalam suasana santai. Namun banyak di antara kita yang lupa atau tidak tahu cara merawat kaos sablon agar tahan lama. Berikut tips cara merawat dan mencuci kaos sablon kesayangan anda agar tetap awet dan enak dipakai. 

1. Perendaman kaos
Sebaiknya merendam kaos Anda tidak terlalu lama. Kaos yang baru pertama kali dicuci tidak direndam lebih dari 30 menit, dan untuk kaos lama tidak lebih dari 1 jam. Hal ini dikarenakan kaos memiliki struktur benang berupa pintalan sehingga elasitas bahan dan kelembutan bahan dengan sistem rajut akan berubah olehunsur air dan deterjen. Sebaiknya rendam dalam air dengan deterjen secukupnya. Karena deterjen berlebih dapat mengakibatkan sablon pada kaos cepat rusak / terkelupas.

2. Pemisahan kaos sesuai dengan warna dan tingkat kotor
Pisahkan kaos Anda dengan pakaian lain, khususnya yang berwarna kuat seperti hitam, merah, biru, dsb dengan kaos berwarna putih. Hal ini guna mencegah seandainya warna kuat tersebut luntur tidak mengakibatkan kaos putih kesayangan Anda terkena dampaknya. Pisahkan juga antara pakaian yang kotor dengan yang kurang kotor agar kotoran tidak berpindah.

3. Hindari mencuci dengan sikat
Kaos berbahan cotton memiliki tekstur kain yang lembut. Hindari menyikat kaos tipe ini, karena dapat merusak tekstur kain. Hindari juga kucekan dan perasan yang kuat karena selain merusak pori-pori baju juga dapat mengonyak sablon, khususnya pada kaos selain warna putih dan abu.

4. Menjemur kaos dengan dibalik
Tahukah Anda bahwa sinar matahari berlebih dapat mengakibatkan warna kaos dan sablon anda memudar. Untuk mencegahnya jemur kaos Anda dengan posisi terbalik. Bagian dalam menghadap luar, dan bagian yang bersablon di dalam.

5. Hindari pemakaian Hanger
Sebaiknya menjemur kaos tidak dengan hanger, hal ini disebabkan air yang tersimpan dalam kaos struktur benangnya akan tertarik oleh gravitasi karena air masih dalam kaos basah sehingga leher kaos cepat melar karena menahan beban air yang ada dalam kaos basah. Semakin elastis kaos semakin membutuhkan perawatan lebih.

6. Hindari Pemutih
Hindari mencuci kaos bersablon dengan pemutih / detergen yang mengandung pemutih. Hal ini karena reaksi kimia pemutih dapat mengakibatkan sablon menjadi luntur / terkelupas. Disamping itu juga membuat kaos lebih cepat tipis dan kasar.

7. Hindari pemakaian Mesin cuci
Sebaiknya cuci kaos Anda secara manual dengan tangan. Mencuci dengan mesin cuci dapat mengakibatkan kaos menjadi melar, sablon cepat rusak dan pori – pori kain kasar. Hal ini karena saat berputar kaos akan menerima beban tarik – ulur dan gesekan dengan kain lain disekitarnya.

8. Setrika
Agar kaos Anda awet, sebaiknya selalu setrika setelah dicuci-jemur. Pastikan menyetrika baju dalam keadaan kering. Hindari menyetrika pada bagian sablon. Atur juga agar posisi panas setrika pada posisi sedang.

9. Noda
Apabila kaos kesayangan Anda terkena noda, segera cuci pada bagian yang bernoda. Gunakan shampoo/detergen, oleskan pada bagian nota. Gosok dengan halus dan bilas dengan air bersih hingga noda menghilang.

10. Pakai Seperlunya dan Penyimpanan yang baik
Sebaiknya kaos dipakai seperlunya atau di saat-saat penting. Dan jangan lupa, simpanlah pada tempat yang kering dan tidak lembab!